Minggu, 26 Februari 2012

BAB 3 Skripsi


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1         Metodologi Penelitian
3.1.1      Tipe Penelitian
Ada dua tipe penelitian yaitu taxonomical dan theoretical. Tipe taxonomical berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh pengetahuan (particular maupun general). Tipe theoretical berangkutan dengan penelitian untuk memperoleh teori-teori dari suatu ilmu. Penelitian ini dikategorikan ke dalam theoretical. Karena peneliti memperoleh teori pekerjaannya dengan verifikasi, dan metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kausal yaitu metode yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang berkaitan dengan masalah. Sehingga peneliti dapat menemukan proposisi hipotesis penelitian studi empiris yang ditujukan pada pengujian hipotesis.
Adapun data yang dibutuhkan adalah data laporan keuangan dan harga saham emiten yang masuk dalam perhitungan indeks perusahaan Manufaktur selama periode penelitian yaitu tahun 2007–2010, laporan keuangan yang telah diaudit. Data – data tersebut diperoleh dari Indeks Capital Market Directory tahun 2007–2010 dan website Bursa Efek Indonesia. (www.idx.co.id)

3.1.2      Metode Penelitian
              Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistemastis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. (Sugiyono, 2006:1)
              Menurut Nasution (2001), penelitian ilmiah adalah  kegiatan penelitian dengan menggunakan metode dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, dimana penelitian yang menggunakan hipotesis dirumuskan setelah dikumpulkan data objektif secara sistematis dan diuji secara empiris. Menurut Nasution (1996) Dalam Margareta Wahyu Indartiti (2010), penelitian ilmiah adalah kegiatan penelitian dengan menggunakan metode dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, dimana penelitian yang menggunakan hipotesis dirumuskan setelah dikumpulkan data objektif data objektif secara sistematis dan diuji secara empiris.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan, yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku–buku bacaan yang berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data dan gambaran cara pengolahan data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.

3.2         Model Penelitian
Dalam metode analisis data sangat tergantung pada model yang dipakai didalam menguji hipotesis atau indetifikasi masalah yang dikemukakan pada bab sebelumnya data yang dianalisis apakah populasi atau sample. Analisis data adalah proses mengolah data dan penginterprestasian hasil pengolahan data, (Dwi Priyatno, 2008:10). Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada skripsi ini adalah metode statistik inferensial (parametrik), karena penelitian ini menekankan pada hubungan dan pengaruh antar variable dengan melakukan pengujian hipotesis dan menggunakan parameter distribusi data normal, kemudian menyimpulkan hasil penelitian.
Data penelitian yang sudah diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel penelitian menggunakan program Statistical Package for the Social Science (SPSS). Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda, karena variabel penelitian lebih dari satu variabel bebas yang diduga dapat mempengaruhi variabel terikatnya. Penelitian ini menggunakan hasil perhitungan SPSS V.17 yang bertujuan untuk mengetahui arah hubungan dan besarnya hubungan berbagai variable sesuai dengan yang telah dihipotesiskan dalam model pengujian.

3.3         Objek Penelitian
Objek penelitian adalah nama-nama variabel penelitian yang mengacu pada identifikasi masalah, hipotesis, dan definisi-definisi. Objek penelitian pada karya tulis ini adalah mengetahui pengaruh arus kas operasi, ukuran perusahaan, dan laba kotor terhadap harga saham. Penelitian ini dikaji dengan menggunakan dua tipe variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang dianggap berpengaruh terhadap variabel lain. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel dependen adalah variabel yang tergantung atau dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Pada variabel independen terdapat tiga variabel yaitu arus kas operasi, ukuran perusahaan, dan laba kotor. Sedangkan variabel dependennya adalah harga saham.

3.3.1      Populasi Penelitian
       Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006:72). Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian, sedangkan sampel atau sampling adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai penelitian ini berlangsung.

3.3.2      Sampel Penelitian
        Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisktik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:73). Sampel merupakan wakil populasi yang diteliti, metode pemilihan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling  dimana peneliti memilih sampel berdasarkan karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003:119). Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
1.   Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.   Perusahaan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan (2007-2010).
3.   Perusahaan manufaktur yang termasuk bergerak di bidang konsumsi (makanan dan minuman).
4.   Periode laporan keuangan lengkap yang berakhir 31 Desember dan dipublikasikan berturut-turut selama tahun pengamatan.
     Dari kriteria tersebut penulis mengambil sampel sebanyak 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode atau teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Random Sampling, dimana sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan kriteria tertentu.

3.3.3      Operasional Variabel Penelitian
Menurut Soegiyono (2006), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Menurut Kuncoro (2003:9), Variabel adalah suatu konsep yang dapat diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Menurut (Singarimbun, 2001), operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian yang ingin menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional merupakan penentuan konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Dapat juga menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan konstruk sehinggga memungkinkan peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan pengukuran konstruk yang lebih baik.
Dalam melakukan analisis dibutuhkan beberapa variabel penelitian. Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai, sesuai dengan identifikasi yang akan dikaji dan model yang disusun dalam tinjauan literatur maka operasionalisasi variabel digunakan yaitu :
1.     Variabel Independen
Variabel ini sering disebut dengan variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent dalam penelitian ini adalah arus kas,  diproxy dari laporan arus kas yang terdapat didalam laporan keuangan perusahaan. Laba akuntansi (net profit) diproxy dari total laba bersih dalam laporan laba rugi, dan size perusahaan diproxy dari total aktiva perusahaan.

a.     Arus Kas
merupakan jumlah arus kas bersih yang terdiri atas arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan ditambah dengan selisih kas dan setara kas awal tahun (PSAK No.2, 2004) per 31 Desember satuan Rupiah. Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2006:134) laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode tertentu. Arus kas diproxy dari total arus kas yang dipublikasi melalui laporan keuangan tahunan perusahaan. Pada penelitian ini total arus kas menggunakan skala nominal.

b.     Ukuran Perusahaan
Menurut Ferry dan Jines (dalam Sujianto, 2002), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi rata-rata perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan pada penelitian ini diproxy dari total aktiva perusahaan yang dipublikasi di dalam laporan keuangan. Pada penelitian ini, pengukuran variabel menggunakan skala nominal.

c.     Laba Akuntansi
Laba Akuntansi menurut PSAK tahun 2004 adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laba akuntansi diukur berdasarkan laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax) atau NIAT yaitu pendapatan bersih setelah pajak dengan memperhitungkan hak minoritas (minority interest) (Robert Ang, 1997). Pada penelitian ini variabel laba akuntansi diproxy dari total laba bersih perusahaan yang dipublikasi dalam laporan keuangan perusahaan per 31 Desember. Pengukuran variabel menggunakan skala nominal.

2.     Variabel Dependen
Variabel dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah harga saham, yang berasal dari harga pasar yang diperoleh dari harga saham saat penutupan (closing price) setiap tahun. Pada penelitian ini, pengukuran variabel menggunakan skala nominal.
Tabel 3.3
Operasional Variabel

Variabel
Pengukuran
Skala
Sumber Data
Independent variable (X)
Total Arus Kas
(X1)
Wibowo dan Abubakar Arif (2006:134)

Total Kas Setara Kas Akhir tahun

rasio
Laporan keuangan perusahaan manufaktur
Ukuran Perusahaan (X2)
Ferry dan Jines (dalam Sujianto, 2002)
Total Aktiva
rasio
Laporan keuangan perusahaan manufaktur
Laba Akuntansi (X3)
Robert Ang (1997)
Laba Usaha
rasio
Laporan keuangan perusahaan manufaktur
Dependent variable (Y)
Harga Saham (Y)
Sumantoro (1990:10) (dalam Aryani, 2010)
Harga Saham Penutupan
rasio
Laporan keuangan perusahaan manufaktur


3.4         Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data penelitian, tiap-tiap variabel harus dijelaskan bagaimana cara mengumpulkan data, apakah data primer (kuisioner) atau data sekunder. Pemilihan dan penyusunan prosedur pengumpulan data yang cermat dan tepat akan menghasilkan data yang reable sehingga menjamin kepastian hasil penelitian.
Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan (Dwi Priyatno, 2008:7). Pada penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu data berupa laporan keuangan yang terdiri dari neraca, Laporan laba/rugi dan laporan arus kas dari perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.
Data sekunder cenderung siap “pakai”, artinya siap diolah dan dianalisis untuk penelitian. Data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, biro pusat statistic, kantor pemerintah, dll.

3.5         Pengjian Data Penelitian
3.5.1      Uji Asumsi Klasik
              Model regresi dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik. Jika model regresi telah memenuhi pengujian dasarnya untuk persyaratan uji asumsi klasik berarti persamaan yang dihasilkan tersebut dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias dan diandalkan untuk peramalan.               Asumsi klasik utama terdiri atas uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearlitas, dan  uji heteroskedastitsitas. R Gunawan Sudarmanto (2004:102) dalam Aryani (2010) menyatakan bahwa beberapa hal yang mendasari tentang perlunya melakukan uji asumsi klasik atau uji persyaratan tersebut yaitu agar besaran atau koefisien statistik yang diperoleh benar-benar merupakan penduga parameter yang memang dapat dipertanggungjawabkan atau akurat.

3.5.1.1       Uji Normalitas
              Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa&Ashari, 2005:231). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dan Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu uji normalitas dalam penelitian ini juga menggunakan nilai Asymp. Sig (2-tailed), menurut Sudarmanto (2005:108), apabila menggunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang kita tetapkan sebelumnya apakah 10%, 5% atau 1%. Kriteria yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) > dari tingkat alpha yang ditetapkan (5%), karenanya dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
            Dampak dari tidak terpenuhinya asumsi normalitas adalah biasnya nilai t dan f. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus  terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal atau mendekati normal.
                  Untuk menguji normalitas distribusi populasi diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho :  Data berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ha :  Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

3.5.1.2   Multikolinearitas
              Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Uji multikolinearitas diperlukan untuk  mengetahui korelasi antar variabel independen dalam suatu model regresi. Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji t-parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
              Menurut singgih santoso (2000:206)  suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas apabila mempunyai Nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1. Menurut Imam ghozali (2001:57) untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antara variabel yang tinggi diantara dua atau lebih variable independen dalam model regresi berganda.
              Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas perlu dikemukakan hipotesis dalam bentuk sebagai berikut:
Ho :  Tidak terjadi adanya multikolinearitas diantara data pengamatan.
Ha :  Terjadi adanya multikolinearitas diantara data pengamatan.


3.5.1.3   Autokorelasi
              Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara data dalam variable pengamatan. Apabila terjadi korelasi akan dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi  yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data bersifat  time series. Uji Durbin Watson adalah cara untuk mendeteksi autokorelasi, dimana model regresi linear berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson  hitung terletak di daerah “Tidak Ada Autokorelasi Positif dan Negatif” atau mendekati angka 2 (Rietveld dan Sunaryanto,1994). Pengujian autokorelasi penelitian ini menggunakan uji Durbin-watson (DW test), kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 
a. apabila nilai DW terletak diantara batas bawah dan batas atas (dL<d<dU) atau DW terletak diantara 4-dU dan 4-dL (4-dU<DW<4-dL), hasilnya tidak dapat disimpulkan karena berada pada daerah yang tidak meyakinkan (inconclusive). 
b.  apabila nilai DW melampaui 4-dL (DW>4-dL berarti ada autokorelasi negatif. 
c. apabila nilai DW terletak antara antara batas atas dan 4-dU (du<DW<4-dU),  berarti tidak terdapat  autokorelasi.
                  Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi perlu dikemukakan hipotesis dalam bentuk sebagai berikut:
Ho :  Tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan.
Ha :  Terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan.

3.5.1.4   Uji Heteroskedastisitas
              Uji Heteroskedastisitas bertujuan  untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
              Menurut  Imam ghozali (2001:70) salah satu cara untuk mendeteksi heterokesdastistas adalah dengan melihat scatter plot antara standardized residual  (*SRESID) terhadap  standardized predicted value  (*ZPRED). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada pola tertentu teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastistas. Jika tidak ada pola yang jelas serta tidak ada titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastistas. Hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut:
Ho :      Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.
Ha :      Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residualnya.

3.5.2      Analisis Regresi Linier Berganda
              Untuk menganalisa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen  dapat dilakukan dengan model analisis regresi linear berganda. Analisis regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen (arus kas operasi, ukuran perusahaan, dan laba akuntansi) terhadap variabel dependen (harga saham), apakah pengaruhnya signifikan atau tidak dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F dan uji t.
            Syarat sebuah analisis regresi linear dapat digunakan adalah dengan terpenehunya uji asumsi klasik.
Maka model regresi yang akan digunakan adalah :
Ý   =  a  +  b1X1   +  b2X +  b3X3   +  e
Dimana:
HS = harga saham,
X1  = total arus kas,
X2  = ukuran perusahaan,
X3  = laba akuntansi,
a = koefisien konsatanta
b = koefisien variabel bebas
e = variabel gangguan atau variabel lain yang mempengaruhi harga saham yang tidak dijelaskan dalam penellitian ini.
                 
3.5.3      Pengujian hipotesis
Tujuan Uji hipotesis adalah untuk menguji apakah data dari sampel yang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya (Singgih Santoso, 2010:79). Uji Hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara statistik tidak sama dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk itu maka koefisien regeresi harus diuji. Ada tiga jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu
a.     Melakukan uji parsial dengan menghitung nilai-t (uji-t)
b.     Melakukan uji simultan atau bersama dengan menghitung nilai-F (uji-F)
c.     Melakukan uji determinasi (uji R²)

3.5.3.1   Uji-t (Uji Parsial)
     Uji t ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent.
Menentukkan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5% dapat dilakukan dengan berdasarkan nilai probabilitas, dengan cara pengambilan keputusan adalah :
     Jika nilai probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
     Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
Atau dengan cara melihat tabel t :
     Jika - t tabel < t hitung  < t tabel, maka H0 diterima
     Jika - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
     Untuk menghitung t-tabel digunakan ketentuan n-1 pada level significant (α) sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0.05) atau taraf keyakinan 95% atau 0.95, jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5% berarti variabel itu tidak signifikan.

3.5.3.2   Uji-F ( Uji Simultan atau bersama )
     Uji simultan dengan F test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independent terhadap variabel dependen. Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan.
Dengan demikian, secara umum hipotesisnya dituliskan sebagai berikut:
Ho : tidak ada pengaruh variable independent terhadap variable dependent secara bersama-sama.
Ha : ada pengaruh variable independent terhadap variable dependent secara bersama-sama.
Menentukan tingkat signifika (α) yaitu sebesar 5% dapat dilakukan  dengan berdasarkan nilai probabilitas, dengan cara:
     Jika nilai probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
     Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
Atau dengan cara melihat F hitung dengan F Tabel:
     Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima
     Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

3.5.3.3   Analisis  Koefisien Korelasi
Menurut Singgih Santoso (2010:141), Analisis koefisien korelasi bertujuan untuk mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, sedang analisis regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut Secara spesifik, tujuan analisis korelasi adalah ingin mengetahui apakah di anara dua variabel terdapat hubungan, dan jika terdapat hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Secara teoretis, dua variabel dapat sama sekali tidak berhubungan (r=0), berhubungan secara sempurna (r=1), atau antara kedua angka tersebut. Arah korelasi juga dapat positif (berhubungan searah) atau negatif (berhubungan berlainan arah).
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel, (Nugroho, 2005:35-36). Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus (+) atau minus (-). Hal ini menunjukkan ini arah korelasi. Makna sifat korelasi:
1.     Korelasi positif (+) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka variabel x2 juga mengalami kenaikan atau jika variabel x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 juga akan mengalami kenaikan.
2.     Korelasi negatif (-) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka variabel x2 juga mengalami penurunan atau jika variabel x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 juga akan mengalami penurunan.
Menurut Nugroho (2005:36) sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
0,00 sampai dengan 0,20  berarti korelasi memiliki keeratan sangat  lemah.
0,21 sampai dengan 0,40  berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
0,41 sampai dengan 0,70  berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
0,71 sampai dengan 0,90  berarti korelasi memiliki keeratan sangat  kuat.
0,91 sampai dengan 0,99  berarti korelasi memiliki keeratan sangat  kuat sekali.
1   berarti korelasi sempurna

3.5.3.4   Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2)
     Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.
     Menurut Santoso dalam buku (Priyatno, 2008:81), Adjusted R square  adalah R square yang telah disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini bisa memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.

1 komentar: