BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN
PENELITIAN SEBELUMNYA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standard
Akuntansi Keuangan No.1 (revisi tahun 2009), laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan
juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Menurut Munawir (2002:36)
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.
Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan
apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan
dianalisis lebih lanjut agar dapat diperoleh data yang dapat mendukung
keputusan yang diambil.
Pengertian Laporan Keuangan menurut Sawir ( 2001 )
laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang
dapat di ukur dengan nilai uang, di catat dan diolah sedemikian rupa. Laporan
akhir pun disajikan dalam nilai uang. Laporan Keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan pada periode
tertentu, yang terdiri dari: Neraca, Laporan Laba-rugi, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (Relis
Hasanah,2010).
Laporan
keuangan merupakan indikator analisis fundamental dan alat bantu untuk
membuat keputusan ekonomi. Banyak pihak yang mengambil keputusan ekonomi
setelah melihat laporan keuangan, seperti: keputusan jual beli saham, pembagian
dividen, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Dari sisi perusahaan yang
terdaftar (listing) di bursa, disyaratkan oleh BAPEPAM LK (Badan
Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), untuk menerbitkan laporan
keuangan, paling tidak satu tahun sekali dan tidak menutup kemungkinan
ditertibkan secara kuartalan maupun semesteran. (Habib,2008:1)
Menurut Hery
(2009), laporan keuangan adalah seperangat laporan akuntansi yang disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan users (para
pemakai laporan keuangan), baik internal maupun eksternal, terhadap informasi
akuntansi/keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, neraca, laporan arus kas
Tabel 2.1
Matriks Definisi Laporan
Keuangan
No
|
Nama Peneliti
|
Pendapat
Ahli/pakar
|
1
|
Munawir
(2002:36)
|
Laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau
lebih, dan dianalisis lebih lanjut agar dapat diperoleh data yang dapat
mendukung keputusan yang diambil.
|
2
|
Sawir ( 2001 )
|
laporan keuangan adalah hasil akhir proses
akuntansi. Setiap transaksi yang dapat di ukur dengan nilai uang, di catat
dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam nilai uang.
|
3
|
(Habib,2008:1)
|
Laporan keuangan merupakan
indikator analisis fundamental dan alat bantu untuk membuat keputusan
ekonomi.
|
4
|
Hery (2009)
|
laporan
keuangan adalah seperangat laporan akuntansi yang disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan users (para pemakai
laporan keuangan), baik internal maupun eksternal, terhadap informasi
akuntansi/keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan arus kas.
|
Sumber
data: diolah sendiri
2.1.2 Laporan Arus Kas
Dalam
PSAK No.2 dinyatakan bahwa laporan arus kas harus melaporan arus kas selama
periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan
para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut
terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
Informasi tersebut dapat pula digunakan untuk menganalisa hubungan diantara
ketiga aktivitas tersebut.
Menurut
Wibowo dan Abubakar Arif (2006:134) laporan arus kas merupakan suatu laporan
yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas oleh
suatu entitas selama periode tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2001)
laporan arus kas adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode
akuntansi.
Laporan
arus kas adalah penyampaian informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas
entitas selama periode tertentu. Laporan kas juga menyediakan informasi tentang
aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan entitas atas dasar kas yang ada.
(Mohamad Nasir dan Mariana Ulfah, 2008). Melalui analisa komponen arus kas, maka dapat diketahui bagaimana
perusahaan mengelola dana yang dimilikinya. Yang dimaksud laporan sumber dan
penggunaan kas (aliran kas) adalah perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana
sumber-sumber kas dan penggunaannya. Bagi perusahaan, dengan adanya aliran kas
dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan
kemungkinan sumber-sumber yang ada. Sedangkan bagi para investor,
aliran kas dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atau mengembalikan pinjaman.
Laporan
arus kas adalah sebuah laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang
diterima, kas yang dibayarkan , dan perubahannya, dari kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari bisnis selama satu periode
dalam sebuah format yang menyatakan saldo kas awal dan akhir. (Tjiptowati
Endang Irianti: 2008) Menurut Tuanakotta (1999) tujuan utama dari pelaporan
arus kas adalah untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan
kreditur untuk meramalkan jumlah kas yang mungkin akan diterima dalam bentuk
dividen, bunga, dan pembayaran kembali hutang pokok. Selain itu laporan arus
kas juga berguna untuk mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi.
Tujuan
informasi arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan
setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan selama suatu periode akuntansi. (Novy Budi Adeliawwan: 2010) Kieso
dan Weygandt (1995) menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan
informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas suatu kesatuan selama suatu
periode.
Kegunaan
informasi yang terkandung dalam laporan arus kas menurut ikatan akuntan
Indonesia adalah:
1. Membantu
pengguna laporan keuangan menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas.
2. Memungkinkan
untuk dikembangkannya model yang dapat menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan (future cash
flow) dari berbagai perusahaan.
3. Dapat
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi dari berbagai perusahaan
karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
4. Sebagai
indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan.
5. Untuk
meneliti kecermatan dari estimasi arus kas masa depan yang sudah dibuat
sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas
bersih serta dampak perubahan harga.
Menurut
Naimah (2000) arus kas yang berisi informasi tentang aliran kas masuk dan
keluar selama periode akuntansi terdiri dari:
1. Arus kas
yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas operasi yaitu arus kas yang
muncul akibat adanya produksi atau pengiriman barang yang akan dijual dan
penyediaan jasa serta pengaruh dari transaksi dan peristiwa lainnya terhadap
kas yang mempengaruhi penentuan pendapatan.
2. Arus kas
yang berasal dari atau digunakan untuk aktivitas investasi yaitu arus kas yang
berasal dari adanya perolehan dan penjualan atau sebaliknya penghentian dari
surat-surat berharga yang bukan merupakan ekuivalen kas dan aktiva produktif
yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang dalam
jangka waktu panjang serta peminjaman dan pengumpulan piutang.
3. Arus kas
yang berasal dari atau digunakan untuk aktivtas pendanaan yaitu arus kas yang
berasal dari adanya kegiatan peminjaman dari kreditur dan pembayaran kembali
hutang tersebut serta perolehan sumber daya berasal dari pemilik dan pemberian
imbalan atas investasi bagi pemilik.
Karena
arus kas mengandung 3 komponen yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan
arus kas pendanaan, maka total arus kas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total arus kas =
Arus kas operasi + Arus kas investasi + arus kas pendanaan
|
Sumber: Brigham dan Houston (2001)
Tabel 2.2
Matriks Definisi Arus Kas
No
|
Nama Peneliti
|
Pendapat
Ahli/pakar
|
1
|
Brigham dan Houston (2001)
|
laporan arus
kas adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode akuntansi.
|
2
|
Mohamad Nasir dan Mariana Ulfah (2008)
|
Laporan arus
kas adalah penyampaian informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas
entitas selama periode tertentu. Laporan kas juga menyediakan informasi
tentang aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan entitas atas dasar kas
yang ada.
|
3
|
Tjiptowati Endang Irianti (2008)
|
Laporan arus kas adalah sebuah laporan
keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan , dan
perubahannya, dari kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang menyatakan
saldo kas awal dan akhir
|
4
|
Novy Budi Adeliawwan (2010)
|
Tujuan
informasi arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas
dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan selama suatu periode akuntansi
|
5
|
Kieso dan Weygandt (1995)
|
tujuan laporan
arus kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas
suatu kesatuan selama suatu periode.
|
Sumber:
data diolah sendiri
2.1.3 Ukuran perusahaan
Ukuran
(size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva,
penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang
menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan.
Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang
relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total
asset yang kecil (Indriani, 2005).
Cooke
(1992) meneliti pengaruh size perusahaan, status pendaftaran dan jenis
industri terhadap luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan Jepang
yang terdaftar dibursa. Size perusahaan merupakan variabel penting yang
menjelaskan luas pengungkapan dalam laporan tahunan, sedangkan untuk jenis
industri ditemukan bahwa perusahaan manufaktur berpengaruh signifikan terhadap
luas pengungkapan dibandingkan dengan jenis industri lain. Miswanto (1999)
dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis
menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari
penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko
dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar. Karakteristik keuangan
yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi
yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran (size) perusahaan dapat
digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan (Indriani:2005).
Menurut
Ferry dan Jines (dalam Sujianto, 2002), ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan,
rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi rata-rata perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan
menurut Riyanto (1995), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar
sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang
kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak
yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang
kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah
saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol
pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan dengan
ukuran lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapatkan sumber
pendanaan, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah
karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki probabilitas lebih besar
untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain,
perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian,
karena peruahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak.
Menurut
Francis (1986), Grubber dan elton (1995), serta Fama dan French (1995) dalam
Panjaitan (2004) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai nilai skala kecil
cenderung kurang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang berskala
besar. Perusahaan kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk
memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan yang
berskala kecil mempunyai resiko yang lebih besar daripada perusahaan besar.
Perusahaan yang mempunyai risiko yang lebih besar biasanya menawarkan return
yang besar untuk menarik investor. Menurut Miswanto dan Husnan (1999) dalam
penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan
bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya
diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan kecil memiliki risiko dan return
yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.
Dalam
menganalisis ukuran perusahaan dapat dirumuskan:
Total aktiva = aktiva lancar + aktiva tidak
lancar
|
Sumber: Ferry dan Jines (2002)
|
Tabel 2.3
Matriks Definisi Ukuran
Perusahaan
No
|
Nama
Peneliti
|
Pendapat
Ahli/pakar
|
1
|
Indriani
(2005)
|
Ukuran (size)
perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan
|
2
|
Riyanto (1995)
|
suatu perusahaan yang besar yang sahamnya
tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai
pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian
dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan.
|
3
|
Miswanto dan Husnan (1999)
|
besar kecilnya
perusahaan mempengaruhi risiko bisnis, dan perusahaan kecil memiliki risiko
dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar.
|
Sumber
data: diolah sendiri
2.1.4 Laba
Akuntansi
Menurut Brigham dan Huston dalam Keni (2008) laba
akuntansi adalah laba bersih perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi. Komponen yang tidak pernah luput dari perhatian pelaku pasar dalam
menyimak laporan keuangan adalah laporan laba rugi. Seberapa besar laba
perusahaan, bagaimana perbandingannya dengan tahun sebelumnya, apakah
pencapaian itu sudah sesuai target yang ditetapkan, apakah pencapaian itu sudah
mencerminkan kondisi perekonomian makro, dan sebagainya.
Robert Ang (1997)
menyatakan bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam laporan laba rugi yang
bermanfaat bagi para pengambil keputusan (terutama investor) adalah laba bersih
setelah pajak atau net income after tax (NIAT).
NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak dengan memperhitungkan
keuntungan hak minoritas (minority
interest). Keuntungan hak minoritas merupakan keuntungan kerugian bersih (net earning or losses) yang diperoleh
dari laporan konsolidasi anak perusahaan.
Statement of Financial Accounting Concepts No I9 (Vicky Oktavia, 2008) mengenai informasi laba menyebutkan bahwa
informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen,
membantu memperkirakan kemampuan laba, dan menaksir risiko dalam
meminjam atau dalam investasi. Dengan konsep yang selama ini digunakan
diharapkan para pemakai laporan dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat
sesuai dengan kepentingan. Informasi laba dapat digunakan untuk memenuhi
berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan.
dalam paragraf 70 Standar Akuntansi keuangan
pada pokok bahasan yang sama disebutkan bahwa penghasilan (income)
adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus pemasukan atau penambahan aktiva atau pengurangan
kewajiban yang mengakibatkan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) dinyatakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan- keputusan ekonomi serta pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban,
ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas
(PSAK No.1 Paragraph 05,2004).
Konsep laba menurut Hendriksen (1992;128) dalam Muhammad Hamzah (2010) yaitu :
1. Konsep laba pada tingkatan struktural
Konsep ini berkaitan dengan pengukuran laba melalui dua pendekatan yaitu pendekatan transaksi terhadap pengukuran laba. Pendekatan ini melibatkan pencatatan perubahan dalam penilaian
aktiva dan kewajiban bahwa perubahan ini hanya
merupakan akibat dari transaksi. Laba diakui pada saat terjadi transaksi ekstern.
Keunggulan utama pendekatan transaksi adalah :
a. Komponen laba dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara seperti menurut produk atau kelompok pelanggan, guna memperoleh informasi yang lebih berguna bagi manajemen.
b. Laba yang timbul dari beberapa sumber seperti
operasi dari sebab-sebab ekstern dapat dilaporkan secara
terpisah sejauh laba tersebut dapat ditukar pada periode tertentu.
Bila dikaitkan dengan perusahaan kedua istilah modal dan laba
agak berbeda karena berdasarkan definisi diatas laba
merupakan kenikmatan dari penggunaan modal namun perusahaan ada
bukanlah untuk kenikmatan, tapi berdasarkan perusahaan yaitu
mendatangkan arus kekayaan demi keuntungan pemilik atau benefyciarinya yaitu pemegang ekuitasnya.
2. Konsep laba sebagai pemeliharaan kekayaan
Konsep pemeliharaan kekayaan berhubungan dengan
modal yang diinvestasikan dalam perusahaan. Laba dihitung
dengan menilai aktiva bersih perusahaan pada akhir periode dan
membandingkannya dengan penilaian awal periode. Kesulitan terbesar
dengan pendekatan ini adalah pengukuran aktiva bersih pada awal dan akhir
periode. Metode yang digunakan untuk penilaian aktiva meliputi :
a. Kapitalisasi arus atau jasa yang diharapkan
dimasa datang akan diterima selama umur perusahaan.
b. Jumlah harga jual beberapa aktiva perusahaan
dikurangi total kewajibannya.
c.
Penilaian perusahaan dengan menggunakan nilai masuk aktiva non moneter dan menambahkan nilai aktiva moneter dan mengurangkan kewajiban.
3. Konsep Perilaku Laba
Konsep perilaku laba berkaitan dengan proses
keputusan para investor dan kreditur, reaksi surat berharga
dipasar yang terorganisasi terhadap pelaporan laba, keputusan pengeluaran modal
dari manajemen dan reaksi umpan balik manajemen dan para
akuntan. Konsep ini juga berkaitan dengan laba sebagai alat ramal bagi
banyak perusahaan, peramalan laba dianggap lebih relevan dalam
meramalkan harga saham dimasa yang akan datang. Oleh karena itu
pengharapan akan laba yang akan datang digunakan oleh banyak investor.
Faktor utama dalam meramaikan distribusi oleh banyak investor.
Faktor utama dalam meramalkan distribusi deviden yang merupakan
faktor penting untuk menetapkan nilai berjalan atas bagian saham atau
atas keseluruhan
perusahaan.
Menurut
Suhendah (2005) dalam Keni (2008), laba akuntansi memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Didasarkan
pada transaksi aktual yang berasal dari penjualan barang dan jasa.
2. Mengacu
pada kinerja perusahaan selama periode tertentu.
3. Didasarkan
pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi,
pengukuran,dan peengakuan pendapatan.
4.
Memerlukan pengukuran biaya atau expenses dalam bentuk historical cost.
5. Adanya
perbandingan antara pendapatan dengan biaya yang relevan.
Chariri dan Ghozali (2001) menyebutkan bahwa informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan
sebagai:
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang
tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of
return on invested capital);
2. Pengukur prestasi manajemen;
3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak;
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi
suatu negara;
5. Dasar kompensasi dan pembagian bonus;
6. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian
perusahaan;
7. Dasar untuk kenaikan kemakmuran;
8. Dasar pembagian deviden
Dalam penelitian ini, laba akuntansi diambil dari laba
bersih setelah pajak dengan rumus:
Laba akuntansi = laba kotor – beban operasi – beban
lain-lain + pendapatan lain-lain – pajak
|
Sumber: Robert Ang (1997)
Tabel 2.4
Matriks Definisi Laba
Akuntansi
No
|
Nama
Peneliti
|
Pendapat
Ahli/pakar
|
1
|
Brigham dan
Huston
|
Laba akuntansi
adalah laba bersih perusahaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi.
|
2
|
Robert Ang (1997)
|
Informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan laba rugi yang bermanfaat bagi para pengambil
keputusan (terutama investor) adalah laba bersih setelah pajak atau net income after tax (NIAT). NIAT
merupakan pendapatan bersih sesudah pajak dengan memperhitungkan keuntungan
hak minoritas (minority interest).
|
3
|
Statement of Financial
Accounting Concepts No I9
|
informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba, dan menaksir risiko dalam meminjam atau dalam
investasi.
|
Sumber
data: diolah sendiri
2.1.5 Harga
Saham
Surat-surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya
yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh
seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001: 5). Sumantoro (1990:10) (dalam Aryani, 2010)
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai
tanda bukti penyertaan tersebut
dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham. Eduardus (2001 : 18) mendefinisikan
saham sebagai “surat bukti kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham.”
Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham
(Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 6) :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
a. Saham Biasa (common
stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva
yang dimiliki perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham
adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred
Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang
dikehendaki investor. Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan
tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan
membayar deviden. Persamaannya
dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, devidennya
tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak tebus dan dapat
dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
2. Ditinjau dari cara peralihannya
a. Saham Atas Unjuk (Bearer
Stocks)
Pada saham tersebut
tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor
ke investor lainnya. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham Atas Nama (Registered
Stocks)
Merupakan saham yang
ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a. Blue – Chip Stocks
Saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri
sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Income Stocks
Saham dari suatu emiten
yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen
yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan
yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.
Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan
potensi.
c. Growth Stocks
1. (Well – Known)
Saham – saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
2. (Lesser – Known)
Saham dari emiten yang
tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock.
Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer
di kalangan emiten.
d. Speculative Stock
Saham suatu perusahaan
yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
meskipun belum pasti.
e. Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak
terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi,
di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI ,
yaitu ETF (Exchange Trade Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham
dan pembelian di bursa seperti halnya saham di pasar modal bukan di Manajer
Investasi (MI)
Tabel
2.5
Matriks
Definisi Harga Saham
No
|
Nama Peneliti
|
Pendapat Ahli/pakar
|
1
|
Darmadji dan
Fakhruddin (2001:
5).
|
Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut
|
2
|
Aryani
(2010)
|
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar
suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti
penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu
pemegang saham.
|
3
|
Eduardus
(2001 : 18)
|
saham sebagai surat bukti
kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham.
|
Sumber
data: diolah sendiri
2.2 Tinjauan
Penelitian Sebelumnya
2.2.1 Penelitian
Sebelumnya
2.2.1.1 Penelitian
Vicky Oktavia (2008)
Penelitian yang dilakukan
Penelitian Vicky Oktavia berjudul “Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen
Arus Kas, dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham” Sesuai dengan
Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 yang mewajibkan agar
perusahaan mencantumkan laporan aus kas sebagai bagian dari laporan keuangan,
maka penelitian tersebut berusaha untuk
menguji pengaruh total arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap
harga saham.
Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh total arus
kas, komponen arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham. Data yang
digunakan dalam penelitiannya diperoleh dari Bursa Efek Jakarta. Penelitian
tersebut dilakukan dengan menggunakan sample perusahaan – perusahaan yang masuk
dalam indeks LQ-45 selama tahun 2002 – 2004. Tercatat dari 58 perusahaan
menjadi anggota populasi, namun hanya sebanyak 19 perusahaan yang digunakan
sebagai sampel karena secara konsisten telah empat kali berturut- turut masuk
dalam perhitungan indeks LQ-45. Teknik analisis regresi berganda dilakukan guna
menguji hipotesis yang ada.
Hasil penelitian ini
adalah total arus kas dan laba akuntansi mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham. Dari persamaan regresi, diperoleh hasil bahwa
laba akuntansi mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan total arus kas
terhadap harga saham. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi laba
akuntasi suatu perusahaan maka harga saham juga akan semakin meningkat, karena
dengan laba akuntansi yang tinggi akan menarik respon positif dari para
investor yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan meningkatkan
kekayaan pemegang saham dalam bentuk naiknya harga saham. demikian pula dengan
komponen arus kas. Komponen arus kas yang terdiri atas arus kas operasi,
investasi dan pedanaan juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap harga saham. Pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham berasal
dari arus kas operasi, karena arus kas operasi yang menunjukkan aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan merupakan suatu indikator yang menentukan
apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk operasional
perusahaan tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Hasil penelitian ini
sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu, antara lain penelitian dari
Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000), dan diharapkan dari penelitian ini para
investor yang berinvestasi pada suatu perusahaan memperhatikan informasi yang
berasal dari laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan tersebut.
2.2.1.2 Penelitian Muhammad Hamzah (2010)
Pada
tahun 2010, Muhammad Hamzah melakukan penelitian dengan menggunakan variabel
arus kas dan laba akuntansi sebagai variabel independen dan harga saham sebagai
variabel dependen. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus kas dan laba terhadap harga saham. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan transportasi yang terdaftar dibursa efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2004 –
2007. Pemilihan sample berdasarkan metode purposive sampling. Sehingga
diperoleh sebanyak dua data observasi. Pengujian hipótesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda, dan mempertimbangkan asumsi klasik yaitu multikoliniaritas, hesteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas. Terdapat empet
perusahaan yang tergolong dalam sektor transportasi yang go
public di BEI, yaitu PT. Centris Multi Persada P.Tbk (CMPP), PT. Rig Tenders Tbk
(RIGS), PT. Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT. Pelayaran Tempuran
Emas Tbk (TMAS).
Hasil analisis secara simultan dengan nilai
significant 5% variabel arus kas dan laba secara bersama-sama mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap harga saham perusahaan jasa transportasi sebesar
96,5% dan sisanya sebesar 3,5 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar
model. Secara parsial variabel bebas perubahan arus kas dan laba juga mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, hal tersebut dapat diketahui
dari nilai signifikansi yang berada dibawah nilai alpha 0.05. Adapun variabel yang
dominan mempengaruhi harga saham adalah variabel laba, hal ini ditunjukkan
koefisien determinasi secara parsial (r2) sebesar 85,9%. Dengan demikian
perusahaan sampel tersebut dapat dijadikan acuan bagi perusahaan atau investor
yang ingin berinvestasi di saham perusahaan jasa transportasi, karena dalam
perhitungan variabel menunjukkan hasil positif. Yang mana ada peluang untuk
berinvestasi.
2.2.1.3 Penelitian Keni (2008)
Seorang Staf Pengajar
Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara Jakarta melakukan penelitian mengenai
pengaruh laporan arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham. Pemelitian
ini didasarkan pada kepentiangan investor mengenai laporan arus kas dan laba
akuntansi dalam memprediksi harga saham. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi lilnear berganda. Sebagai sampel, Keni mengambil 43 perusahaan yang
bergerak di bidang industri kimia yang terdaftar di BEJ pada tahun 2006.
Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya hubungan simultan antara arus kas dan laba
akuntansi dengan nilai sign. 0,03 < 0,05. Sedangkan dalam uji parsial, hanya
variabel laba akuntansi yang berpengaruh secara signifikan, ditunjukkan dengan
nilai sign. 0,042 < 0,05, sedangkan variabel arus kas tidak berpengaruh
secara signifikan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Muhammad
Hamzah, dimana variabel arus kas berpengaruh secara signifikan.
2.2.1.4 Penelitian Elenora Sofilda dan Edi Subaedi
(2006)
Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan dan karakteristik kepemilikan terhadap
harga saham LQ-45 pada bursa efek Jakarta. Penelitian menggunakan metode
analisis regresi linear berganda dimana objek yang digunakan adalah perusahaan
yang terdaftar di BEJ selama periode 2002-2005 sebanyak 13 perusahaan.
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikasi dari setiap hubungan.
Besarnya korelasi (R ) adalah 0,737 yang berarti adanya hubungan yang kuat
antara ukuran perusahaan dan karakterisktik kepemilikan secara bersama-sama
terhadap harga saham. Besarnya koefisien determinasi (R square) adalah 0.544
atau 54,4% variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel ukuran perusahaan dan
karakteristik kepemilikan secara bersama-sama terhadap harga saham. Pada
penelitian ini hasil pengujian simultan antara ukuran perusahaan dan
karakteristik kepemilikan terhadap harga saham menunjukkan nilai F-hitung
sebesar 59,605 dan F-tabel 3,09 dan melihat signifikasi sebesar 0,000 sehingga
dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan dan karakteristik kepemilikan secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Untuk menguji
pengaruh ukuran perusahaan terhada harga saham di BEJ, digunakan analisis multiple regression dengan melihat t-hitung
dan t signifikannya. Hasil uji ini menunjukkan hasil t-hitung sebesar -1,551
atau lebih besar dari t-tabel (-1,658) dan signifikasi 0,124 lebih besar dari
0,05. Hal ini berarti bahwa secara parsial antara ukuran perusahaan dan harga
saham tidak berpengaruh secara signifikan. Sedangkan hubungan antara
karakteristik kepemilikan dengan harga saham berpengaruh secara signifikan.
2.2.2 Perbedaan atau Originalitas Dengan
Penelitian Sebelumnya
2.2.2.1 Perbedaan Penelitian Vicky Oktavia (2008) dengan Penulis
Pada
penelitian yang dilakukan oleh Vicky Oktavia pada tahun 2008, variabel
independen yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terhadap harga
saham adalah total arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi. Sedangkan
pada penelitian ini menggunakan variabel independen total arus kas, tidak
memperhitungkan pengaruh komponen arus kas, ukuran perusahaan dan laba
akuntansi. Dari jumlah populasi yang digunakan juga berbeda. Vicky Oktavia
menggunakan 58 perusahaan sebagai populasi dan mengambil 19 diantaranya sebagai
populasi, tanpa memperhitungkan jenis usaha perusahaan yang dijadikan sampel
penelitian. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi
perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang konsumsi (makanan dan minuman) yang
terdaftar di bursa efek Indonesia pada periode pengamatan yaitu tahun
2007-2010.
2.2.2.2 Perbedaan Penelitian Muhammad Hamzah (2010) dengan Penulis
Penelitian yang dilakukan
Muhammad Hamzah pada tahun 2010 menggunakan variabel independen arus kas dan laba
akuntansi dan harga saham sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini,
penulis menambahkan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel independen.
Sedangkan dari segi metode penarikan sampel yang digunakan, penelitian Muhammad
Hamzah menggunakan purposive sampling yang diambil dari perusahaan yang
bergerak di bidang transportasi periode tahun 2004-2007, sedangkan penelitian
ini mengambil sampel dari perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang
konsumsi khususnya makanan dan minuman dalam periode tahun 2007-2010. Muhammad
hamzah menggunakan 4 perusahaan sebagai sampel sedangkan penelitian ini
menggunakan 13 sampel dari jumlah 15 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.
2.2.2.3 Perbedaan Penelitian Keni (2008) dengan Penulis
Sama halnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh Muhammad Hamzah, Keni juga menggunakan variabel independen
yang sama dalam menguji pengaruh terhadap variabel dependen harga saham yaitu
arus kas dan laba akuntansi. sedangkan penelitian ini menambahkan variabel
ukuran perusahaan sebagai variabel independen yang akan diuji pengaruhnya
terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan Keni menggunakan sampel 43
perusahaan industri kimia yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun
2006, sedangkan penulis menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di bursa
efek Indonesia pada tahun 2007-2010.
2.2.2.4 Perbedaan
Penelitian
Elenora Sofilda dan Edi Subaedi (2006) dengan Penulis
Elenora
Sofilda dan Edi Subaedi mengambil judul pengaruh ukuran perusahaan dan
karakteristik kepemilikan terhadap harga saham. Penelitian tersebut menggunakan
variabel independen ukuran perusahaan dan karakteristik kepemilikan, sedangkan
pada penelitian ini menggunakan variabel independen arus kas, ukuran
perusahaan, dan laba akuntansi. Sampel yang digunakan Elenora Sofilda dan Edi
Subaedi adalah 13 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun
2002-2005 sebanyak 13 perusahaan, sedangkan pada penelitian ini menggunakan 15
perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2007-20
Tabel 2.6
Matriks Originalitas
Penelitian
No
|
Peneliti
|
Judul Penelitian
|
Variabel Penelitian
|
Hasil Penelitian
|
1
|
Vicky Oktavia (2008)
|
Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen
Arus Kas, dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham
|
total
arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi, harga saham
|
secara parsial, total
arus kas dan laba akuntansi mempunyai
pengaruh yang signifikan. Secara
simultan (bersama-sama), total arus kas dan laba akuntansi mempunyai pengaruh
yang signifikan.
|
2
|
Muhammad
Hamzah (2010)
|
Pengaruh
Arus kas dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham
|
arus
kas, laba akuntansi, harga saham
|
secara parsial, arus kas dan laba akuntansi mempunyai pengaruh yang
signifikan. Secara simultan (bersama-sama), total arus kas dan laba akuntansi
mempunyai pengaruh yang signifikan.
|
3
|
Keni (2008)
|
Pengaruh
Arus kas dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham
|
arus
kas, laba akuntansi, harga saham
|
secara parsial, hanya variabel laba
akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus
kas tidak berpengaruh. Secara simultan (bersama-sama), total arus kas dan
laba akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan.
|
4
|
Elenora Sofilda dan Edi
Subaedi (2006)
|
Pengaruh
Ukuran Perusahaan dan Karakterisktik Kepemilikan terhadap Harga Saham
|
ukuran
perusahaan, karakteristik kepemilikan, harga saham
|
Secara
parsial, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
sedangkan karakteristik perusahaan berpengaruh signifikan. secara simultan
(bersama-sama), ukuran perusahaan dan karakteristik perusahaan berpengaruh
signifikan.
|
Sumber
data: diolah sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar