Jumat, 30 Agustus 2013

Contoh Bab.1 INTERVENING VARIABEL


 
PENGARUH KEMAMPUAN DI BIDANG AKUNTANSI TERHADAP KEAKURATAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PENERAPAN ETIKA PENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI INTERVENING VARIABEL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan. Pendapat tersebut tidak terlalu berlebihan mengingat banyak keputusan manajemen diambil berdasarkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemampuan akuntan dalam membuat laporan keuangan yang akurat.  Kemampuan akademis seorang akuntan dapat dimiliki melalui keterlibatannya pada bidang keahlian khusus (program studi), iklim intelektual yang diciptakan oleh institusi pendidikan atau universitas, dan melalui pengalaman bekerja di bidang akuntansi. Faktor lain yang bisa memberikan pengaruh pada akuratnya laporan keuangan adalah penerapan etika penyusun laporan keuangan. Pada aras ini, etika merupakan refleksi kritis sistematis. Etika merefleksikan aspek kebaikan dan kejelekan seseorang kemudian menyodorkan suatu suatu pemahaman yang lebih kritis dan mendasar untuk membantu manusia agar berperi hidup lebih baik.

Setiap orang perlu menerapkan etika kapan dan di manapun dia berada termasuk seorang akuntan dalam membuat laporan keuangan. Sangat penting menerapkan etika dalam menyusun laporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan hakekat etika sebagai refleksi kritis sistematis manusia memiliki tujuan membantu seorang akuntan untuk mampu mengambil sikap yang tepat pada saat menghadapi konflik nilai sehingga seorang akuntan dapat menjadi independent karena tidak terpengaruh oleh kemajemukan dimana setiap orang atau komunitas masyarakat tentu menjunjung tinggi nilai komunitasnya sendiri. Selain itu, penerapan etika juga bertujuan membantu akuntan untuk mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi transformasi di segala bidang sebagai akibat modernisasi. Penerapan etika juga memampukan akuntan untuk selalu bersikap kritis terhadap berbagai ideologi baru. Etika tidak hanya memampukan akuntan untuk menghadapi beragam ideologi baru secara kritis dan obyektif, tidak mudah tergoda oleh daya tarik ideologi-ideologi baru, namun juga tidak serta merta menolak nilai-nilai baru yang ditawarkan dalam ideologi-ideologi yang baru itu hanya karena alasan masih baru atau belum terbiasa, etika memampukan akuntan untuk membuat penilaian-penilaian sendiri secara bertanggung jawab. 

Dengan demikian saya ingin meneliti pengaruh kemampuan di bidang akuntansi yang dimiliki seorang penyusun laporan keuangan terhadap keakuratan laporan keuangan yang disajikannya, dan peranan etika penyusun laporan keuangan yang mempengaruhi akurat atau tidaknya laporan keuangan. Peneliti memilih judul ini karena mengungkapkan betapa pentingnya penerapan etika khususnya bagi seorang yang bekerja sebagai penyusun laporan keuangan.

1.2 Identifikasi, Batasan, Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Laporan keuangan adalah informasi akuntansi yang berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-transaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya laporan keuangan dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka laporan keuangan disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Melihat begitu banyak peranan dan manfaat laporan keuangan dalam menciptakan arus informasi keuangan untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan, keakuratan laporan keuangan menjadi bagian yang vital dalam pelaporan informasi akuntansi. Keakuratan laporan keuangan adalah hal yang sangat kompleks. Laporan keuangan yang akurat dapat didefinisikan sebagai sumber informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi perusahaan.

Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang menciptakan persaingan, banyak hal yang menjadi keharusan bagi manajemen dalam memenuhi hakikat bisnis perusahaannya. Davies (1997:28) dalam L. Sinuor Yosephus (Pendekatan Filsafat Moral terhadap Perilaku Pebisnis Kontemporer (2010:299) “the business of business is business” dapat dipahami bahwa satu-satunya tujuan bisnis adalah maximizing profit. Oleh karena itu manajer keuangan juga harus ikut berperan serta dalam memaksimalkan keuntungan. Lantas bagaimana jika kenyataan yang terjadi adalah kerugian. Bukan tidak mungkin perusahaan akan melakukan segala cara untuk dapat memaksimalkan keuntungan, termasuk melakukan hal yang tidak sepatutnya menurut aturan yang berlaku. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan manipulasi laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa perusahaan tidak sedang berada dalam masalah. Selain untuk melindungi diri dari tuntutan pemelik atau pemegang saham, manipulasi laporan keuangan juga bertujuan untuk mendapatkan pemenuhan syarat dalam pengajuan kredit yang nantinya bisa menutup kerugian perusahaan. Penyusun laporan keuangan tidak bisa lepas dari keberadaannya sebagai manusia normal yang mempunyai hasrat untuk menaikkan taraf dan kualitas hidupnya. Tidak hanya dalam keadaan merugi, dalam kondisi perusahaan memperoleh laba pun tidak segan-segan manajemen melakukan tidakan amoral atas laporan keuangan. Hal ini biasa dilakukan untuk mengurangi kewajiban pajak yang harus dibayar yang berbanding lurus dengan penambahan keuntungan. Maka tidak jarang perusahaan –dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, menggunakan sistem double book, atau bahkan triple book Karena perusahaan yang melakukan manajemen laba akan mengungkapkan lebih sedikit informasi dalam laporan keuangan agar tindakannya tidak mudah terdeteksi

Pembahasan tentang keakuratan laporan keuangan menjadi semakin menarik karena muncul suatu pertanyaan apakah memang sudah searah itu kondisi bisnis di dunia. Apakah tidak ada cara untuk memperbaiki kebiasaan atau bahkan keharusan manajemen memanipulasi laporan keuangan? Atau hanya menunggu karma karena perusahaan telah mencederai nurani publik. Seharusnya ketercengangan itu berakhir dengan keyakinan bahwa semua itu bisa terhenti. Pelaporan keuangan sudah saatnya kembali pada jalur yang seharusnya. Banyak yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kinerja para penyusun laporan keuangan sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat.

1.2.2 Batasan Masalah

Pemahaman tentang identifikasi masalah terlalu kompleks untuk dipahami sebagai cara dalam mengatasi keterpurukan pelaporan keuangan yang dirasa tidak akurat lagi. Dalam penelitian ini penerapan etika penyusun laporan keuangan diposisikan sebagai intervening variable yang merupakan variabel yang dapat mengintervensi (mempengaruhi langsung hubungan variabel terikat dengan variabel tidak teriakat) pengaruh kemampuan di bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan. Variabel penerapan etika penyusun laporan keuangan sebagai variabel pengintervensi karena variabel ini diduga mempunyai potensi yang cukup kuat mempengaruhi kemampuan di bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan.

Penelitian ini dilakukan pada karyawan perusahaan khususnya divisi accounting karena divisi itu adalah bagian vital dari perusahaan dan sebagai kelompok penyusun laporan keuangan.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.  Bagaimana kemampuan di bidang akuntansi dapat mempengaruhi keakuratan laporan keuangan.
2.  Bagaimana penerapan etika laporan keuangan dapat mengintervensi pengaruh kemampuan di bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian adalah konsekuensi logis dari masalah yang telah ditetapkan, dirumuskan dan diidentifikasikan. Maksud penelitian menunjuk pada apa yang akan dikerjakan dalam penelitian ini dalam rangka menjawab masalah-masalah tersebut. Sedangkan tujuan penelitian menunjukkan pada apa yang akan diperoleh atau dicapai oleh maksud penelitian.

1.3.1 Maksud Penellitian

Maksud penelitian ini adalah membuktikan bagaimana kemampuan di bidang akuntansi mempengaruhi keakuratan laporan keuangan dengan penerapan etika laporan keuangan sebagai variabel yang mengintervensi pengaruh kemampuan di bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan.

1.3.2 Tujuan Penilitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti bagaimana kemampuan di bidang akuntansi mempengaruhi keakuratan laporan keuangan dengan penerapan etika laporan keuangan sebagai variabel yang mengintervensi pengaruh kemampuan di bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Guna Pengembangan Ilmu

Dari segi akademis, penelitian ini diharapkan memberi masukan untuk mengembangkan konsep tentang faktor kemampuan di bidang akuntansi yang dinilai mempengaruhi keakuratan laporan keuangan, dengan penerapan etika penyusun laporan keuangan sebagai variabel yang mengintervensi pengaruh tersebut.

1.4.2 Guna Praktis

Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para penyusun dan pengguna laporan keuangan bahwa keahlian di bidang akuntansi menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keakuratan laporan keuangan dengan tetap menerapkan etika dalam menyusun laporan keuangan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi yang didasarkan pada pemahaman. Kerangka pemikiran merupakan gambaran dari semua penilitian yang akan dilakukan.
Kemampuan di bidang akuntansi adalah salah satu faktor penting dalam keakuratan laporan keuangan. Semakin tinggi kemampuan di bidang akuntansi maka laporan keuangan juga akan semakin akurat. Seseorang yang akan menyusun laporan keuangan harus terlebih dahulu mempunyai kemampuan di bidang akuntansi. Setelah kemampuan di bidang akuntansi dimiliki oleh penyusun laporan keuangan maka penyusun laporan keuangan harus menerapkan etika penyusun laporan keuangan. Dengan adanya kemampuan di bidang akuntansi yang dimiliki penyusun laporan keuangan dan penerapan etika dalam menyusun laporan keuangan maka laporan keuangan yang dihasilkan akan akurat.

Path Analysis








kemampuan di bidang akuntansi
---------->
penerapan etika penyusun laporan keuangan

---------->
keakuratan laporan keuangan











1.6Premis dan Hipotesis

1.6.1 Premis

“Premiss: A proposition, or one of several propositions, from which an inference is drawn, or the sentence expressing such a proposition. Following CS Peirce, we here prefer the spelling premiss , to distinguish from the word premise in other senses (in particular to distinguish the plural from the legal term premises )” dalam Kamus Filsafat arti premis sebagai suatu dalil, atau dasar pikiran yang mana sebuah kesimpulan telah digambarkan, atau sebuah kalimat yang mengungkapkan suatu dalil.




Kemampuan di bidang akuntansi

premis 1
akuntansi memiliki kerangka teoretis yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-tekniknya, kerangka dasar ini terdiri dari prinsip dan praktek yang sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. SOFYAN syafri harahap, se, msac. (Teori akuntansi 1993:69)

premis 2
“kompetensi adalah sebuah hubungan--cara-cara setiap individu memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan perilakunya dalam bekerja.” Lawrence B.Sawyer, JD, CIA, PA ( Internal auditing 2003:17)

Keakuratan Laporan Keuangan

premis 1
“Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter.” Charles T. Horngren (akuntansi di indonesia 1996:3)

premis 2
Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi lengkap yang berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya dalam memutuskan secara rasional penggunaan investasi, kredit, dan keputusan lainnya.” Sofyan syafri Harahap, SE, MSAc.(Teori akuntansi 1993:106)

Penerapan Etika Penyusun Laporan Keuangan

premis 1

“Kode etik profesional disusun sebagai hasil dari hubungan yang khusus antara anggota profesi dan klien mereka. Pada setiap profesi apapun, kode etik, yang ditetapkan oleh lembaga profesional akan menambah nilai bagi profesi tersebut.” Lawrence B.Sawyer, JD, CIA, PA (internal auditing 2003:14)

premis 2

“etika mengarahkan kita untuk mengerti secara mendasar dan tepat mengapa kita harus hidup sebagai orang baik dengan mendasarkan perilaku kita pada norma atau ajaran tertentu yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana kita eksis” L Sinuor Yosephus (2010:33)

premis 3
“hal yang membedakan manusia dari hewan atau menegaskan bahwa etika merupakan kekhasan manusia adalah dengan memposisikan manusia mengungguli makhluk-makhluk lain, khususnya hewan” L Sinuor Yosephus (2010:130)

Premis 4
“etika membantu kita untuk mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi transformasi di segala bidang kehidupan sebagai akibat modernisasi” L Sinour Josephus (2010:9)

premis 5
“Etika membantu manusia untuk menyikapi semua ajaran dan pandangan moral secara tepat” L Sinuor Yosephus (2010:13)

1.6.2   Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Bertolak dari latar belakang penelitian, masalah penelitian dan premis-premis, diasumsikan kemampuan di bidang akuntansi berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap keakuratan laporan keuangan dengan penerapan etika penyusun laporan keuangan sebagai intervening variabel.

1 komentar:

  1. referensi buku dari indikator keakuratan laporan keuangan nya di buka apa ya pak ?

    BalasHapus