PENGARUH KEMAMPUAN DI BIDANG AKUNTANSI TERHADAP KEAKURATAN LAPORAN
KEUANGAN DENGAN PENERAPAN ETIKA PENYUSUN LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI INTERVENING
VARIABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan. Pendapat
tersebut tidak terlalu berlebihan mengingat banyak keputusan manajemen diambil
berdasarkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya kemampuan akuntan dalam membuat laporan keuangan
yang akurat. Kemampuan akademis seorang
akuntan dapat dimiliki melalui keterlibatannya pada bidang keahlian khusus
(program studi), iklim intelektual yang diciptakan oleh institusi pendidikan
atau universitas, dan melalui pengalaman bekerja di bidang akuntansi. Faktor
lain yang bisa memberikan pengaruh pada akuratnya laporan keuangan adalah
penerapan etika penyusun laporan keuangan. Pada aras ini, etika merupakan
refleksi kritis sistematis. Etika merefleksikan aspek kebaikan dan kejelekan
seseorang kemudian menyodorkan suatu suatu pemahaman yang lebih kritis dan
mendasar untuk membantu manusia agar berperi hidup lebih baik.
Setiap orang perlu menerapkan etika kapan dan di manapun
dia berada termasuk seorang akuntan dalam membuat laporan keuangan. Sangat
penting menerapkan etika dalam menyusun laporan keuangan. Hal tersebut
dikarenakan hakekat etika sebagai refleksi kritis sistematis manusia memiliki
tujuan membantu seorang akuntan untuk mampu mengambil sikap yang tepat pada
saat menghadapi konflik nilai sehingga seorang akuntan dapat menjadi
independent karena tidak terpengaruh oleh kemajemukan dimana setiap orang atau
komunitas masyarakat tentu menjunjung tinggi nilai komunitasnya sendiri. Selain
itu, penerapan etika juga bertujuan membantu akuntan untuk mengambil sikap yang
tepat dalam menghadapi transformasi di segala bidang sebagai akibat
modernisasi. Penerapan etika juga memampukan akuntan untuk selalu bersikap
kritis terhadap berbagai ideologi baru. Etika tidak hanya memampukan akuntan
untuk menghadapi beragam ideologi baru secara kritis dan obyektif, tidak mudah
tergoda oleh daya tarik ideologi-ideologi baru, namun juga tidak serta merta
menolak nilai-nilai baru yang ditawarkan dalam ideologi-ideologi yang baru itu
hanya karena alasan masih baru atau belum terbiasa, etika memampukan akuntan
untuk membuat penilaian-penilaian sendiri secara bertanggung jawab.
Dengan demikian saya ingin meneliti pengaruh kemampuan di
bidang akuntansi yang dimiliki seorang penyusun laporan keuangan terhadap
keakuratan laporan keuangan yang disajikannya, dan peranan etika penyusun
laporan keuangan yang mempengaruhi akurat atau tidaknya laporan keuangan.
Peneliti memilih judul ini karena mengungkapkan betapa pentingnya penerapan
etika khususnya bagi seorang yang bekerja sebagai penyusun laporan keuangan.
1.2
Identifikasi, Batasan, Rumusan Masalah
1.2.1
Identifikasi Masalah
Laporan keuangan adalah informasi akuntansi yang
berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-transaksi keuangan dari suatu
unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya laporan keuangan
dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka laporan keuangan
disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Melihat begitu banyak peranan dan manfaat laporan keuangan dalam menciptakan
arus informasi keuangan untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan,
keakuratan laporan keuangan menjadi bagian yang vital dalam pelaporan informasi
akuntansi. Keakuratan laporan keuangan adalah hal yang sangat kompleks. Laporan
keuangan yang akurat dapat didefinisikan sebagai sumber informasi yang bisa
mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi
perusahaan.
Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang menciptakan
persaingan, banyak hal yang menjadi keharusan bagi manajemen dalam memenuhi
hakikat bisnis perusahaannya. Davies (1997:28) dalam L. Sinuor Yosephus
(Pendekatan Filsafat Moral terhadap Perilaku Pebisnis Kontemporer (2010:299) “the business of business is business” dapat
dipahami bahwa satu-satunya tujuan bisnis adalah maximizing profit. Oleh karena itu manajer keuangan juga harus ikut
berperan serta dalam memaksimalkan keuntungan. Lantas bagaimana jika kenyataan
yang terjadi adalah kerugian. Bukan tidak mungkin perusahaan akan melakukan
segala cara untuk dapat memaksimalkan keuntungan, termasuk melakukan hal yang
tidak sepatutnya menurut aturan yang berlaku. Salah satu hal yang bisa
dilakukan adalah dengan manipulasi laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa perusahaan tidak sedang berada dalam masalah. Selain untuk
melindungi diri dari tuntutan pemelik atau pemegang saham, manipulasi laporan
keuangan juga bertujuan untuk mendapatkan pemenuhan syarat dalam pengajuan
kredit yang nantinya bisa menutup kerugian perusahaan. Penyusun laporan
keuangan tidak bisa lepas dari keberadaannya sebagai manusia normal yang
mempunyai hasrat untuk menaikkan taraf dan kualitas hidupnya. Tidak hanya dalam
keadaan merugi, dalam kondisi perusahaan memperoleh laba pun tidak segan-segan
manajemen melakukan tidakan amoral atas laporan keuangan. Hal ini biasa
dilakukan untuk mengurangi kewajiban pajak yang harus dibayar yang berbanding
lurus dengan penambahan keuntungan. Maka tidak jarang perusahaan –dalam
kaitannya dengan pelaporan keuangan, menggunakan sistem double book, atau bahkan triple
book Karena perusahaan yang melakukan manajemen laba akan mengungkapkan
lebih sedikit informasi dalam laporan keuangan agar tindakannya tidak mudah
terdeteksi
Pembahasan tentang keakuratan laporan keuangan menjadi
semakin menarik karena muncul suatu pertanyaan apakah memang sudah searah itu
kondisi bisnis di dunia. Apakah tidak ada cara untuk memperbaiki kebiasaan atau
bahkan keharusan manajemen memanipulasi laporan keuangan? Atau hanya menunggu
karma karena perusahaan telah mencederai nurani publik. Seharusnya
ketercengangan itu berakhir dengan keyakinan bahwa semua itu bisa terhenti.
Pelaporan keuangan sudah saatnya kembali pada jalur yang seharusnya. Banyak
yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kinerja para penyusun laporan keuangan
sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
1.2.2 Batasan Masalah
Pemahaman tentang identifikasi masalah terlalu kompleks
untuk dipahami sebagai cara dalam mengatasi keterpurukan pelaporan keuangan
yang dirasa tidak akurat lagi. Dalam penelitian ini penerapan etika penyusun
laporan keuangan diposisikan sebagai intervening
variable yang merupakan variabel yang dapat mengintervensi (mempengaruhi langsung
hubungan variabel terikat dengan variabel tidak teriakat) pengaruh kemampuan di
bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan. Variabel penerapan etika
penyusun laporan keuangan sebagai variabel pengintervensi karena variabel ini
diduga mempunyai potensi yang cukup kuat mempengaruhi kemampuan di bidang
akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan.
Penelitian ini dilakukan pada karyawan perusahaan
khususnya divisi accounting karena divisi itu adalah bagian vital dari
perusahaan dan sebagai kelompok penyusun laporan keuangan.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana kemampuan di
bidang akuntansi dapat mempengaruhi keakuratan laporan keuangan.
2.
Bagaimana penerapan etika
laporan keuangan dapat mengintervensi pengaruh kemampuan di bidang akuntansi
terhadap keakuratan laporan keuangan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian adalah konsekuensi logis dari
masalah yang telah ditetapkan, dirumuskan dan diidentifikasikan. Maksud
penelitian menunjuk pada apa yang akan dikerjakan dalam penelitian ini dalam
rangka menjawab masalah-masalah tersebut. Sedangkan tujuan penelitian
menunjukkan pada apa yang akan diperoleh atau dicapai oleh maksud penelitian.
1.3.1 Maksud Penellitian
Maksud penelitian ini adalah membuktikan bagaimana
kemampuan di bidang akuntansi mempengaruhi keakuratan laporan keuangan dengan
penerapan etika laporan keuangan sebagai variabel yang mengintervensi pengaruh
kemampuan di bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan.
1.3.2 Tujuan Penilitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti bagaimana
kemampuan di bidang akuntansi mempengaruhi keakuratan laporan keuangan dengan
penerapan etika laporan keuangan sebagai variabel yang mengintervensi pengaruh
kemampuan di bidang akuntansi terhadap keakuratan laporan keuangan.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Guna Pengembangan
Ilmu
Dari segi akademis, penelitian ini diharapkan memberi
masukan untuk mengembangkan konsep tentang faktor kemampuan di bidang akuntansi
yang dinilai mempengaruhi keakuratan laporan keuangan, dengan penerapan etika
penyusun laporan keuangan sebagai variabel yang mengintervensi pengaruh
tersebut.
1.4.2 Guna Praktis
Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan masukan bagi para penyusun dan pengguna laporan keuangan bahwa keahlian
di bidang akuntansi menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keakuratan laporan
keuangan dengan tetap menerapkan etika dalam menyusun laporan keuangan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah sebuah ideologi, pandangan
filsafat, dan tradisi yang didasarkan pada pemahaman. Kerangka pemikiran
merupakan gambaran dari semua penilitian yang akan dilakukan.
Kemampuan di bidang akuntansi adalah salah satu faktor
penting dalam keakuratan laporan keuangan. Semakin tinggi kemampuan di bidang
akuntansi maka laporan keuangan juga akan semakin akurat. Seseorang yang akan
menyusun laporan keuangan harus terlebih dahulu mempunyai kemampuan di bidang
akuntansi. Setelah kemampuan di bidang akuntansi dimiliki oleh penyusun laporan
keuangan maka penyusun laporan keuangan harus menerapkan etika penyusun laporan
keuangan. Dengan adanya kemampuan di bidang akuntansi yang dimiliki penyusun
laporan keuangan dan penerapan etika dalam menyusun laporan keuangan maka
laporan keuangan yang dihasilkan akan akurat.
Path Analysis
kemampuan di
bidang akuntansi
|
---------->
|
penerapan etika
penyusun laporan keuangan
|
|
keakuratan
laporan keuangan
|
|||
1.6Premis dan Hipotesis
1.6.1 Premis
“Premiss: A proposition, or one of several propositions, from which
an inference is drawn, or the sentence expressing such a proposition. Following
CS Peirce, we here prefer the spelling premiss , to distinguish from the word
premise in other senses (in particular to distinguish the plural from the legal
term premises )” dalam Kamus Filsafat arti
premis sebagai suatu dalil, atau dasar pikiran yang mana sebuah kesimpulan
telah digambarkan, atau sebuah kalimat yang mengungkapkan suatu dalil.
Kemampuan
di bidang akuntansi
premis 1
akuntansi memiliki kerangka teoretis yang menjadi dasar
pelaksanaan teknik-tekniknya, kerangka dasar ini terdiri dari prinsip dan
praktek yang sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. SOFYAN
syafri harahap, se, msac. (Teori akuntansi 1993:69)
premis 2
“kompetensi adalah sebuah hubungan--cara-cara setiap
individu memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan perilakunya dalam bekerja.”
Lawrence B.Sawyer, JD, CIA, PA ( Internal auditing 2003:17)
Keakuratan
Laporan Keuangan
premis 1
“Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan
kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter.” Charles T.
Horngren (akuntansi di indonesia 1996:3)
premis 2
Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi lengkap
yang berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya dalam memutuskan
secara rasional penggunaan investasi, kredit, dan keputusan lainnya.” Sofyan
syafri Harahap, SE, MSAc.(Teori akuntansi 1993:106)
Penerapan
Etika Penyusun Laporan Keuangan
premis 1
“Kode etik profesional disusun sebagai hasil dari hubungan
yang khusus antara anggota profesi dan klien mereka. Pada setiap profesi
apapun, kode etik, yang ditetapkan oleh lembaga profesional akan menambah nilai
bagi profesi tersebut.” Lawrence B.Sawyer, JD, CIA, PA (internal auditing
2003:14)
premis 2
“etika mengarahkan kita untuk mengerti
secara mendasar dan tepat mengapa kita harus hidup sebagai orang baik dengan
mendasarkan perilaku kita pada norma atau ajaran tertentu yang dianut dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana kita eksis” L Sinuor Yosephus
(2010:33)
premis 3
“hal yang
membedakan manusia dari hewan atau menegaskan bahwa etika merupakan kekhasan
manusia adalah dengan memposisikan manusia mengungguli makhluk-makhluk lain,
khususnya hewan” L Sinuor Yosephus (2010:130)
Premis 4
“etika
membantu kita untuk mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi transformasi di
segala bidang kehidupan sebagai akibat modernisasi” L Sinour Josephus (2010:9)
premis 5
“Etika
membantu manusia untuk menyikapi semua ajaran dan pandangan moral secara tepat”
L Sinuor Yosephus (2010:13)
1.6.2
Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Bertolak dari latar belakang penelitian, masalah penelitian dan premis-premis, diasumsikan
kemampuan di bidang akuntansi berpengaruh positif dan signifikan baik secara
parsial maupun simultan terhadap keakuratan laporan keuangan dengan penerapan
etika penyusun laporan keuangan sebagai intervening variabel.
referensi buku dari indikator keakuratan laporan keuangan nya di buka apa ya pak ?
BalasHapus