Jumat, 30 Agustus 2013

Analisis Koefisien Korelasi


Analisis  Koefisien Korelasi
Menurut Singgih Santoso (2010:141), Analisis koefisien korelasi bertujuan untuk mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, sedang analisis regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut Secara spesifik, tujuan analisis korelasi adalah ingin mengetahui apakah di anara dua variabel terdapat hubungan, dan jika terdapat hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut. Secara teoretis, dua variabel dapat sama sekali tidak berhubungan (r=0), berhubungan secara sempurna (r=1), atau antara kedua angka tersebut. Arah korelasi juga dapat positif (berhubungan searah) atau negatif (berhubungan berlainan arah).
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel, (Nugroho, 2005:35-36). Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus (+) atau minus (-). Hal ini menunjukkan ini arah korelasi. Makna sifat korelasi:
1.     Korelasi positif (+) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka variabel x2 juga mengalami kenaikan atau jika variabel x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 juga akan mengalami kenaikan.
2.     Korelasi negatif (-) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka variabel x2 juga mengalami penurunan atau jika variabel x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 juga akan mengalami penurunan.
Menurut Nugroho (2005:36) sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
0,00 sampai dengan 0,20  berarti korelasi memiliki keeratan sangat  lemah.
0,21 sampai dengan 0,40  berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
0,41 sampai dengan 0,70  berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
0,71 sampai dengan 0,90  berarti korelasi memiliki keeratan sangat  kuat.
0,91 sampai dengan 0,99  berarti korelasi memiliki keeratan sangat  kuat sekali.
1   berarti korelasi sempurna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar