Analisis Koefisien Korelasi
Menurut
Singgih Santoso (2010:141), Analisis koefisien korelasi bertujuan untuk
mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, sedang analisis
regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut Secara spesifik, tujuan
analisis korelasi adalah ingin mengetahui apakah di anara dua variabel terdapat
hubungan, dan jika terdapat hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa
besar hubungan tersebut. Secara teoretis, dua variabel dapat sama sekali tidak
berhubungan (r=0), berhubungan secara sempurna (r=1), atau antara kedua angka
tersebut. Arah korelasi juga dapat positif (berhubungan searah) atau negatif
(berhubungan berlainan arah).
Nilai
koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan
(keeratan) suatu hubungan antar variabel, (Nugroho, 2005:35-36). Koefisien
korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi
adalah plus (+) atau minus (-). Hal ini menunjukkan ini arah korelasi. Makna
sifat korelasi:
1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel x1 mengalami
kenaikan maka variabel x2 juga mengalami kenaikan atau jika variabel
x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 juga akan
mengalami kenaikan.
2. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel x1 mengalami
kenaikan maka variabel x2 juga mengalami penurunan atau jika
variabel x2 mengalami kenaikan maka variabel x1 juga akan
mengalami penurunan.
Menurut Nugroho
(2005:36) sifat korelasi akan
menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
0,00 sampai dengan 0,20
berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.
0,21 sampai dengan 0,40
berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
0,41 sampai dengan 0,70
berarti korelasi memiliki keeratan kuat.
0,71 sampai dengan 0,90
berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
0,91 sampai dengan 0,99
berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali.
1 berarti
korelasi sempurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar